“Gubrak”Aku menabrak sesuatu dihadapanku membuat semua buku-buku di
gengamanku terjatuh. Siapakah sosok yang ku tabrak ini, mencoba menoleh
kearahnya. Nampaknya seorang pria tinggi, berkulit putih dan berkaca
mata.
“hati-hati” ucapnya melepas senyum dari dua belah bibirnya.
Aku menatap wajahnya dalam-dalam. Bibirku berat untuk
berucap seperti ada sebuah sengatan listrik yang menyambarku, nafasku
begitu berat, jantungku seakan sejenak terhenti.
“kamu gag kenapa-kenapa kan ?” tanyanya meyadarkan lamunanku.
“gag kok”balasku seraya membungkuk memunguti buku-bukuku yang terjatuh.
Ku lanjutkan langkahku. Teringat sosok pria yang ku
tabrak tadi, siapakah gerangan dirinya, terbayang selalu ingatan senyum
manisnya yang begitu menawan. hemmm.. Mungkinkah aku jatuh cinta ???.
***
Pagi jakarta,
Aku membuka jendela kamarku. Malam telah berganti pagi,
menyisakan embun pagi yang akan segera hilang tertelan hangatnya
mentari. Kicauan burung terdengar mengalun, memberikan keindahan pagi
ini. Sebentar menghampiri laptop, membuka account facebook kemudian
bergegas mandi untuk segera pergi sekolah.
Tiga jarum Jam tanganku sudah menunjuk pukul 06.30 pagi.
Setelah menyantap beberapa potong roti, segera aku melangkah menuju
sekolah.
Aku menyusuri lorong sekolah menuju kelas namun
sebelumya aku harus melewati perpustakaan, laboratorium dan ruang guru.
Ketika aku melewati ruang guru, aku melihat sosok pria yang kutabrak
kemarin. Nampaknya ia baru saja keluar dari ruang guru.
“Hey..” Panggilku menghampirinya.
“Assalamualaikum” ucapnya berbalik menyapaku.
“Walaikumsalam” balaskku.
“ada apa yah ?”
“ga kok, kenalkan aku Kheisya Azahra” ucapku mengulurkan tangan.
“saya, Mohammad Ikhwan” jawabnya. Merapatan kedua telapak tangannya di dada.
“salam kenal” menarik lagi uluran tanganku. Aku mengerti
mengapa ia tidak membalas uluran tanganku karena mungkin aku bukan
muhrim baginya.
“sudah dulu yah sya, bel masuk sebentar lagi berbunyi” putusnya berlalu meninggalkanku.
Hatiku berbunga-bunga, rasanya bahagia bukan kepalang.
Aku seperti mendapat sebuah hadiah terindah karena aku bisa berkenalan
dengannya. Hemm.. ini membuatku semakin ingin tahu siapakah sebenarnya
sosok Ikhwan itu.
Duduk bersandar di bangku taman sembari menimati snack
yang baru saja kubeli dikantin bersama sahabatku Mirna. Kebiasaan inilah
yang kulakukan menghabiskan jam istirahat. Sejurus kemudian aku melihat
Ikhwan keluar dari kelasnya. Untuk kedua kalinya aku mencoba
menghampirinya.
“Mirna, gue kesana dulu sebentar” ucapku meninggalkan Mirna.
“oke” balasnya.
Aku mengikuti langkah Ikhwan . Nampaknya ia menuju
mushola yang berada di ujung sekolah tepat di sebelah ruang osis.
“Kheisya, ” sapa Ratna menghampiriku. “mau shalat Dzuhur?”
“gag, aku gag bawa mukena”jawabku. “Ratna kenal sama Ikhwan ?”
“oh ka Ikhwan, dia ketua rohis disini. Memangnya ada apa kamu tanya ka Ikhwan ?”
“gag kenapa-kenapa kok. Aku boleh masuk rohis gag ?”
“boleh saja kok, rohis terbuka untuk siapa saja. Kamu
datang saja kesini setiap hari minggu jam sembilan pagi mengenakan
pakaian muslim”ujarnya.
“oh begitu yah,. Okeh deh, makasih yah”
“iyah sama-sama, kamu jadi Shalat gag ? ini pakai mukenaku”
“gag, lain kali ajah”putusku meninggalkan Ratna.
***
Minggu pagi tepat jam sembilan aku datang kesekolah.
Semenjak aku mengetahui bahwasanya ka Ikhwan adalah ketua rohis, kini
aku tertarik dengan kegiatan itu.
“kheisya sini..”panggil Ratna dari dalam mushola ketika melihat kedatanganku. Segera aku menghamprinya.
“sya, pakai kerudungmu” pinta Ratna padaku.
“aku gag bawa”
“yasudah ini aku pinjamkan” ucapnya mengeluaran kerudung dari dalam tasnya kemudian memberikannya padaku.
Aku mengenakan kerudung pemberian Ratna. Baru kali ini
aku merasakan menggunakan kerudung lagi setelah lama tidak pernah
menggunakan. Terakhir ku ingat saat duduk dibangku sekolah dasar dulu,
itupun hanya setiap hari jum’at saja.
Tidak lama aku duduk, ka Ikhwan datang bersama dua orang
laki-laki yang tidak aku kenal. Kemudian mereka duduk bersila diantara
kami. Mengetahui kedatangan ka Ikhwan segera Ratna menghampirinya.
“Assalamualaikum Ka Ikhwan” sapa Ratna.
“Walaikumsalam, ada apa Ratna ?” balasnya.
“Ada sahabat kita yang baru bergabung, namanya Kheisya
Azahra” Ratna meperkenalkanku. Jari jempolnya menunjuk kearahku. Ka
Ikhwan hanya menolehkan wajahnya kearahku kemudian memberikan senyum.
Akupun hanya tersenyum seraya mengangguk membalas senyumnya.
Waktu begitu cepat berlalu, Dzuhur telah datang dan Azan
telah di kumandangkan. Kami shalat berjamaah kemudian membaca beberapa
ayat Al-Qur’an, ditutup dengan Dzikir bersama dan kamipun di pulangkan.
***
Sebulan telah berlalu. Kini aku semakin dekat dengan
sosok ka Ikhwan dan bukan hanya itu semenjak aku bergabung dengan
kegiatan rohis kini aku mulai rajin pergi ke mushola, rajin melakukan
ibadah,dan telah memakai pakaian muslim setiap pergi sekolah. Tentunya
semua ini aku lakukan atas dasar rasa sukaku dengan ka Ikhwan. Dialah
yang mebuat aku benar-benar berubah. Semakin hari kini rasa sukaku itu
makin memuncak, ingin segera rasanya aku ungkapkan. Namun apakah ka
Ikhwan akan menerima cintaku.
Jam istirahat aku mengahmpiri ka Ikhwan yang sedang asyik
duduk di kantin. Kini saatnya aku ungkapkan semua yang aku rasakan
padanya.
“Assalamualaikum ka Ikhwan, Kheisya mau ngomong sesuatu sama kakak” ucapku membuka obrolan.
“Walaikumsallam, iyah ada apa sya ?”
“ka Ikhwan sebenarnya kheisya suka sama kakak, semenjak
saat pertama aku nabrak kakak dulu. Dan semua yang kini kheisya lakukkan
merupakan cara agar kheisya bisa dekat sama kakak. Entahlah mungkin
Allah tidak akan pernah menerima ibadah Kheisya karena selama ini maksud
dan tujuannya hanya untuk bisa kenal sama kakak dan kakak bisa suka
sama Kheisya. Sekarang aku mau ungkapkan persaan ini sama kakak dan
apakah kakak mau menerima cinta Kheisya” jelasku.
“kakak gag percaya dengan apa yang kakak dengar, kenapa
kamu harus melakukan semua ini sya” balasnya seperti tidak percaya.
“mohon maaf sya, kakak tidak bisa menerima cintamu karena kakak sudah
memutuskan untuk tidak pacaran dan memfokuskan diri pada ujian nasional
nanti”
“iyah ka, Kheisya mengerti dan Kheisya juga tahu kalau selama ini Kheisya salah”
“gag ada yang salah kok sya. Seharusnya kamu bersyukur
sama Allah, mungkin inilah caraNya untuk mendekatkan kamu padaNya.
Sekarang, kamu harus terus melanjutkan ibadahmu dan dasarkan ibadahmu
karena Allah”
“iyah ka, makasih atas semua bimbingannya selama ini.
Kakak tidak akan berhentikan membimbing Kheisya dekat sama Allah ?”
“Insya Allah tidak selama kamu masih mau belajar. Yuk, sama-sama kita belajar untuk mendekatkan diri pada Allah”
“iyah ka”putusku mengilangkan rasa kekecewaan.
Rasa itu kini makin lama menghilang. Sekarang aku harus
belajar untuk melupakan impian perasaan itu, belajar untuk jadi jiwa
yang tegar, belajar untuk bisa menjadi lebih baik, dan tentu belajar
untuk lebih dekat mencintai Allah.
-Selesai-
Semoga bisa memberi manfaat.. bahwasanya jatuh cinta itu
mempunyai sebuah manfaat dan bisa dimanfaatkan..Jangan takut untuk Jatuh
Cinta..